Rabu, 07 Juni 2017

PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAYATI



LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAYATI


ACARA III
PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAYATI




Oleh
Kelompok VI







FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun sebagai syarat mengikuti Praktikum Pengendalian Hayati selanjutnya.
Mataram, 23 Mei 2017
Mengetahui
Co.Ass Praktikum



(Sopian Ali)
Nim: C1M013195



Praktikan



(Alfassabiq Khairi)
Nim: C1M013015



(Indra Adhyatama)
Nim: C1M012067



(Ema Mita Apriyani A.)
Nim: C1M013049



(M.Amrin)
Nim: C1M013112



(Sofiah Setiya)
Nim: C1M013195



(Ismiati)
Nim: C1M012081



(Ermy Putri S.)           
Nim: C1M013052



(Ibnu Fahmi)
Nim: C1M013083



(Elia Rosiana)
Nim: C1M014047

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Bawang merah (Allium cepa L ) merupakan salah satu tanaman holtikultura yang banyak dibudidayakan di indonesia.  Menurut data BPS (Badan  pusat statistik) luas area produksi bawang merah di indonesia pada tahun 2010 mencapai 109 ribu hektar dengan  perkiraan kebutuhan benih mencapai 90 ribu ton. Sebagian besar petani di indonesia menggunakan benih dalam bentuk umbi untuk pertanaman dilapangan. Salah satu permasalahan yang ditemui dalam produksi umbi bawang merah baik dilapangan baik digudang penyimpanan adalah penyakit tanaman. Laporan Direktorat perlindungan holtikultural, kementrian pertanian tahun 2011 menyebut kan bahwa salah satu cendawa patogen yang dominan menyerang tanaman bawang merah di indonesia adalah Fusarium Oxysporum  schlechct emend. Snyder&Hansen yang menyebap penyakit busuk pangkal umbi yang luas tambah serangan (LTS) sebesar 618 ha.
Fusarium Oxysporum  schlechct emend. Snyder&Hansen merupakan salah satu cendawa patogen yang mampuh bertahan dalam jaringan tanaman yang hidup atau mati, mampuh bertahan dalam tanah, serta pada forma spesiales tertentu dapat ditularkan melelui biji seperti Fusarium Oxysporum f. Sp. Valinfectum pada tanaman kapas pima (gossypium barbadense L) (Bennet et al. 2008). Cendawa ini menyebapkan penyakit layu vaskular yang dapat tanaman mati. Cendawa ini dilaporkan memiki banyak performa spesiales sesuai dengan inang yang diinfeksi, dan masing-masing dibagi dalam ras fisiologi yang pola karateristik virulensi pada berbagai variatas inang yang berbeda. Terdapat 65 spesiales f. Oxysporum yang telah dilaporkan dan salah satu diantaranya ialah Fusarium Oxysporum f. Sp. Capae (amstrong & armstrong 1968). Serangan Fusarium Oxysporum bawang merah di sri langka menyebabkan kehilangan hasil antara 20-30% (kurupu 1999).
Trichoderma spp. adalah jamur saprofit tanah yang secara alami merupakan parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum pengendalian luas). Jamur Trichoderma spp. dapat menjadi hiperparasit pada beberapa jenis jamur penyebab penyakit tanaman, pertumbuhannya sangat cepat dan tidak menjadi penyakit untuk tanaman tingkat tinggi. Mekanisme antagonis yang dilakukan adalah berupa persaingan hidup, parasitisme, antibiosis dan lisis.
1.2.Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat perkembangan pembusukan pada umbi bawang merah.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum) merupakan sayuran umbi yang cukup populer di kalangan masyarakat, selain nilai ekonomisnya yang tinggi, bawang merah juga berfungsi sebagai penyedap rasa dan dapat juga digunakan ebagai bahan obat tradisional atau bahan baku farmasi lainnya.
Deskripsi dari bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum), habitus termasuk herba, tanaman semusim, tinggi 40-60 cm. Tidak berbatang, hanya mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Berumbi lapis dan berwarna merah keputih-putihan. Daun tunggal memeluk umbi lapis, berlobang, bentu lurus, ujung runcing. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai silindris, panjang ± 40 cm, berwarna hijau, benang sari enam, tangkai sari putih, benang sari putih, kepala sari berwarna hijau, putik menancap pada dasar mahkota, mahkota berbentuk bulat telur, ujung runcing (Silalahi, 2007).
Tanaman bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) dapat ditanam di dataran randah maupun di dataran tinggi, yaitu pada ketinggian 0-1.000 m dpl. Secara umum tanah yang dapat ditanami bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) adalah tanah yang bertekstur remah, sedang sampai liat, berdrainase baik, memiliki bahan organik yang cukup, dan pH-nya antara 5,6-6,5. Syarat lain, penyinaran matahari minimum 70 %, suhu udara harian 25-32oC, dan kelembaban nisbi sedang 50-70 % (Silalahi, 2007).
Bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum) termasuk family Liliaceae dan sistimatika klasifikasinya Rahayu dan Berlian (1999) dalam Dewi (2012) sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spematophyta
Kelas : Monocotyledonal
Ordo : Liliaceae
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa var. ascalonicum
Dalam usaha pengendalian jamur Fusarium oxysporum, petani lebih banyak menggunakan fungisida sintetis karena cara ini lebih efektif dan dianggap lebih menguntungkan dibandingkan cara lainnya. Walaupun demikian ternyata kandungan bahan kimia sintetis seperti organofosfat, organoklorin dan karbamat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia dan mencemari lingkungan. Untuk mencapai produksi yang mantap dengan kondisi lingkungan yang lestari perlu dilakukan pengendalian secara hayati dengan tetap memelihara keselarasan, keserasian dan keseimbangan lingkungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan musuh utama patogen, dalam hal ini antara lain dengan Trichoderma sp.
Trichoderma sp. adalah cendawan saprofit tanah yang secara alami dapatdimanfaatkan sebagai agens hayati, karena memiliki sifat antagonisme terhadap patogen berupa kompetisi ruang dan nutrisi, mikoparasit dan antibiosis. Selain itu cendawan Trichoderma sp. juga memiliki beberapa kelebihan seperti mudah diisolasi, daya adaptasi luas, mudah ditemukan di tanah areal pertanaman, dapat tumbuh dengan cepat pada berbagai substrat, memiliki kisaran mikroparasitisme yang luas dan tidak bersifat patogen pada tanaman.

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 23 Mei 2017, di Laboraturium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2.Bahan dan Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah jarum ent, laminar air flow, cawan petri, lampu spritus, pisau dan inkubator. Bahan-bahan yang di gunakan adalah korek api, korek api kertas label, Fusarium, Trichoderma, bawang merah, dan kertas label.
3.3.Langkah kerja
1)      Dipindahkan potongan jamur fusarium ke WA dengan menggunakan pisau
2)      Direndam bibit bawang merah dengan trichoderma spp (dilukai terlebih dahulu bagian bawah-nya
3)      Diinokulasi dijawan petri
4)      Diamati selama 1 minggu
5)      Untuk yang kotrol menggunakan air yang steril

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil  pengamatan
Gambar umbi bawang merah dengan perlakuan
Hari pertama
Hasi kedua
Hari ketiga
Hari keempat
Hari kelima
Hari keenam
Hari ketujuh
4.2. Pembahasan
Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang digunakan sebagai bahan/bumbu penyedap makanan sehari-hari dan juga biasa dipakai sebagai obat tradisional atau bahan untuk industri makanan yang saat ini berkembang dengan pesat. Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) menurut sejarah awalnya tanaman ini memiliki hubungan erat dengan bawang bombay (Allium cepa L.), yaitu merupakan salah satu bentuk tanaman hasil seleksi yang terjadi secara alami terhadap varian-varian dalam populasi bawang bombay (Permadi, 1995).

 Di Indonesia, tanaman bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) banyak dibudidayakan di daerah dataran rendah yang beriklim kering dengan suhu agak panas dan cuaca cerah. Musim tanam biasanya pada bulan April dan Oktober. Produksi bawang merah sampai saat ini memang belum optimal dan masih tercermin dalam keragaman cara budidaya tempat bawang merah(Allium cepa var. ascalonicum) diusahakan (Sartono dan Suwandi, 1996).
Provinsi penghasil utama bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) (luas panen > 1.000 ha/tahun) diantaranya adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, NTB, dan Sulawesi Selatan. Selama periode 1989-2003, pertumbuhan produksi rata-rata bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) adalah sebesar 3,9% per tahun, dengan kecenderungan pola pertumbuhan yang konstan.
Estimasi permintaan domestik tahun 2010 mencapai 976.284 ton yang terdiri dari konsumsi 824.284 ton, benih 97.000 ton, industri 20.000 ton dan ekspor 35.000 ton. Analisis data ekspor-impor 2006-2010 mengindikasikan bahwa selama periode tersebut Indonesia adalah impotir bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum), karena volume ekspor untuk komoditas tersebut secara konsisten selalu lebih rendah dibandingkan volume impornya. Ekspor Indonesia dalam bentuk bawang segar/beku, bawang goreng, vinegar dan acetic acid. Impor.
Dari hasil praktikum tersebut uji patogenis pada umbi bawang merah didapat hasil bahwa dalam perlakuan menggunakan jamur Fusarium Oxysporum  didapatkan hasil, bahwa tingkat infeksi Fusarium Oxysporum  sangat cepat. Tingkat infeksi cendawa tersebut dapat dilihat hasilnya pada hari kedua dengan munculnya tanda bintik hitam pada pangkal umbi bawang merah, pada hari ketiga mulai menyebar disekitar pangkal umbi dan tingkat tertinggi enfeksi jamur Fusarium Oxysporum  terdapat pada hari ke tujuh yang kondisi umbi bawang mereh telah dikatakan hampir 95% telah terinfeksi semua.

BAB V. KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan praktikum diatas dapat dtarik  kesimpulan sebagai berikut
1.       Jamur Fusarium Oxysporum  schlechct emend. Snyder&Hansen  hari mulai menginfeksi umbi bawang merah pada hari ketiga dengan adanya tanda bintik hitam pada pangkal umbi.
2.      Tingkat terparah jamur Fusarium Oxysporum  schlechct emend. Snyder&Hansen pada hari ketuju dengan hasil infeksi jamur Fusarium Oxysporum  mencapai 95%

DAFTAR PUSTAKA
Silalahi, R., (2007), Pengaruh Lama Perendaman Dan Konsentrasi Kolkhisin Terhadap Jumlah Kromosom, Pertumbuhan, Dan Produksi Bawang Merah (Allium Cepa) Varietas Samosir FMIPA Unimed, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Rahayu, E., dan Berlian, N. V. A., (1999), Bawang Merah, Penebar Swadaya, Jakarta
Kuruppu, PU 1999, ‘First report of Fusarium oxysporum causing a leaf twisting disease on Allium cepa var. Ascalonicum in Sri Lanka’, Plant Dis., vol. 83, pp. 695.
Permadi, 1995. Perbenihan Dan Budidaya Bawang Merah, Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan Dan Swasembada Beras Berkelaanjutan di Sulawesui Utara, Balai Pesar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor
Sartono dan Suwandi, 1996. Allium Crop Science Resent Advance, CABI USA, Publishing P.

1 komentar:

  1. Casino (New York) - MapyRO
    Find the 논산 출장마사지 BEST 오산 출장샵 and NEWEST CASINO 양주 출장안마 in New York, NY. Find reviews, photos 동해 출장안마 & cheap rates for Casino (New York). Mapyro reviews, 여주 출장샵

    BalasHapus