LAPORAN
MINGGUAN
PRAKTIKUM
PENGENDALIAN HAYATI
ACARA III
PRAKTIKUM
PENGENDALIAN HAYATI
Oleh
Kelompok
VI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini
disusun sebagai syarat mengikuti Praktikum Pengendalian Hayati selanjutnya.
Mataram,
23 Mei 2017
|
Mengetahui
|
|
|
Co.Ass Praktikum
|
|
|
(Sopian
Ali)
Nim:
C1M013195
|
|
|
|
|
|
Praktikan
|
|
|
(Alfassabiq
Khairi)
Nim:
C1M013015
|
(Indra
Adhyatama)
Nim:
C1M012067
|
|
(Ema
Mita Apriyani A.)
Nim:
C1M013049
|
(M.Amrin)
Nim:
C1M013112
|
|
(Sofiah
Setiya)
Nim:
C1M013195
|
(Ismiati)
Nim:
C1M012081
|
|
(Ermy
Putri S.)
Nim:
C1M013052
|
(Ibnu
Fahmi)
Nim:
C1M013083
|
|
(Elia
Rosiana)
Nim: C1M014047
|
|
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Bawang merah (Allium
cepa L ) merupakan salah satu tanaman holtikultura yang banyak
dibudidayakan di indonesia. Menurut data
BPS (Badan pusat statistik) luas area
produksi bawang merah di indonesia pada tahun 2010 mencapai 109 ribu hektar dengan perkiraan kebutuhan benih mencapai 90 ribu
ton. Sebagian besar petani di indonesia menggunakan benih dalam bentuk umbi
untuk pertanaman dilapangan. Salah satu permasalahan yang ditemui dalam
produksi umbi bawang merah baik dilapangan baik digudang penyimpanan adalah
penyakit tanaman. Laporan Direktorat perlindungan holtikultural, kementrian
pertanian tahun 2011 menyebut kan bahwa salah satu cendawa patogen yang dominan
menyerang tanaman bawang merah di indonesia adalah Fusarium Oxysporum schlechct emend. Snyder&Hansen yang
menyebap penyakit busuk pangkal umbi yang luas tambah serangan (LTS) sebesar
618 ha.
Fusarium Oxysporum schlechct emend. Snyder&Hansen merupakan
salah satu cendawa patogen yang mampuh bertahan dalam jaringan
tanaman yang hidup atau mati, mampuh bertahan dalam tanah, serta pada forma
spesiales tertentu dapat ditularkan melelui biji seperti Fusarium Oxysporum f.
Sp. Valinfectum pada tanaman kapas pima (gossypium barbadense L)
(Bennet et al. 2008). Cendawa ini menyebapkan penyakit layu vaskular
yang dapat tanaman mati. Cendawa ini dilaporkan memiki banyak performa
spesiales sesuai dengan inang yang diinfeksi, dan masing-masing dibagi dalam
ras fisiologi yang pola karateristik virulensi pada berbagai variatas inang
yang berbeda. Terdapat 65 spesiales f. Oxysporum yang telah dilaporkan
dan salah satu diantaranya ialah Fusarium Oxysporum f. Sp. Capae (amstrong
& armstrong 1968). Serangan Fusarium Oxysporum bawang merah di sri
langka menyebabkan kehilangan hasil antara 20-30% (kurupu 1999).
Trichoderma spp. adalah jamur saprofit tanah
yang secara alami merupakan parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab
penyakit tanaman (spektrum pengendalian luas). Jamur Trichoderma spp. dapat menjadi hiperparasit pada beberapa jenis
jamur penyebab penyakit tanaman, pertumbuhannya sangat cepat dan tidak menjadi penyakit
untuk tanaman tingkat tinggi. Mekanisme antagonis yang dilakukan adalah berupa
persaingan hidup, parasitisme, antibiosis dan lisis.
1.2.Tujuan praktikum
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk melihat perkembangan pembusukan pada umbi bawang
merah.
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bawang
Merah (Allium cepa var. ascalonicum) merupakan sayuran umbi yang
cukup populer di kalangan masyarakat, selain nilai ekonomisnya yang tinggi,
bawang merah juga berfungsi sebagai penyedap rasa dan dapat juga digunakan
ebagai bahan obat tradisional atau bahan baku farmasi lainnya.
Deskripsi
dari bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum), habitus
termasuk herba, tanaman semusim, tinggi 40-60 cm. Tidak berbatang, hanya
mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan
yang lain. Berumbi lapis dan berwarna merah keputih-putihan. Daun tunggal
memeluk umbi lapis, berlobang, bentu lurus, ujung runcing. Bunga majemuk,
bentuk bongkol, bertangkai silindris, panjang ± 40 cm, berwarna hijau, benang
sari enam, tangkai sari putih, benang sari putih, kepala sari berwarna hijau,
putik menancap pada dasar mahkota, mahkota berbentuk bulat telur, ujung runcing
(Silalahi, 2007).
Tanaman
bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) dapat ditanam di
dataran randah maupun di dataran tinggi, yaitu pada ketinggian 0-1.000 m dpl.
Secara umum tanah yang dapat ditanami bawang merah (Allium cepa var.
ascalonicum) adalah tanah yang bertekstur remah, sedang sampai liat,
berdrainase baik, memiliki bahan organik yang cukup, dan pH-nya antara 5,6-6,5.
Syarat lain, penyinaran matahari minimum 70 %, suhu udara harian 25-32oC, dan
kelembaban nisbi sedang 50-70 % (Silalahi, 2007).
Bawang
Merah (Allium cepa var. ascalonicum) termasuk family Liliaceae
dan sistimatika klasifikasinya Rahayu dan Berlian (1999) dalam Dewi
(2012) sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spematophyta
Kelas : Monocotyledonal
Ordo : Liliaceae
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa var. ascalonicum
Dalam usaha pengendalian jamur Fusarium oxysporum, petani lebih banyak menggunakan fungisida
sintetis karena cara ini lebih efektif dan dianggap lebih menguntungkan
dibandingkan cara lainnya. Walaupun demikian ternyata kandungan bahan kimia
sintetis seperti organofosfat, organoklorin dan karbamat berdampak negatif
terhadap kesehatan manusia dan mencemari lingkungan. Untuk mencapai produksi
yang mantap dengan kondisi lingkungan yang lestari perlu dilakukan pengendalian
secara hayati dengan tetap memelihara keselarasan, keserasian dan keseimbangan
lingkungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan musuh
utama patogen, dalam hal ini antara lain dengan Trichoderma sp.
Trichoderma sp. adalah cendawan saprofit tanah
yang secara alami dapatdimanfaatkan sebagai agens hayati, karena memiliki sifat
antagonisme terhadap patogen berupa kompetisi ruang dan nutrisi, mikoparasit
dan antibiosis. Selain itu cendawan Trichoderma sp. juga memiliki beberapa
kelebihan seperti mudah diisolasi, daya adaptasi luas, mudah ditemukan di tanah
areal pertanaman, dapat tumbuh dengan cepat pada berbagai substrat, memiliki
kisaran mikroparasitisme yang luas dan tidak bersifat patogen pada tanaman.
BAB
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 23 Mei 2017, di Laboraturium Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2.Bahan dan Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini
adalah jarum ent, laminar air flow, cawan
petri, lampu spritus, pisau dan inkubator. Bahan-bahan yang di gunakan adalah
korek api, korek api kertas label, Fusarium, Trichoderma, bawang
merah, dan kertas label.
3.3.Langkah
kerja
1)
Dipindahkan potongan jamur fusarium ke WA dengan menggunakan pisau
2)
Direndam bibit bawang merah dengan trichoderma spp (dilukai terlebih
dahulu bagian bawah-nya
3)
Diinokulasi dijawan petri
4)
Diamati selama 1 minggu
5)
Untuk yang kotrol menggunakan air yang steril
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil pengamatan
Gambar
umbi bawang merah dengan perlakuan
|
Hari pertama
|
Hasi kedua
|
Hari ketiga
|
|
Hari keempat
|
Hari kelima
|
Hari keenam
|
|
Hari
ketujuh
|
||
4.2.
Pembahasan
Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang
digunakan sebagai bahan/bumbu penyedap makanan sehari-hari dan juga biasa
dipakai sebagai obat tradisional atau bahan untuk industri makanan yang saat
ini berkembang dengan pesat. Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum)
menurut sejarah awalnya tanaman ini memiliki hubungan erat dengan bawang bombay
(Allium cepa L.), yaitu merupakan salah satu bentuk tanaman hasil
seleksi yang terjadi secara alami terhadap varian-varian dalam populasi bawang
bombay (Permadi, 1995).
Di Indonesia, tanaman
bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) banyak dibudidayakan
di daerah dataran rendah yang beriklim kering dengan suhu agak panas dan cuaca
cerah. Musim tanam biasanya pada bulan April dan Oktober. Produksi bawang merah
sampai saat ini memang belum optimal dan masih tercermin dalam keragaman cara
budidaya tempat bawang merah(Allium cepa var. ascalonicum)
diusahakan (Sartono dan Suwandi, 1996).
Provinsi penghasil utama bawang merah (Allium cepa var.
ascalonicum) (luas panen > 1.000 ha/tahun) diantaranya adalah Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, NTB, dan
Sulawesi Selatan. Selama periode 1989-2003, pertumbuhan produksi rata-rata
bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) adalah sebesar 3,9%
per tahun, dengan kecenderungan pola pertumbuhan yang konstan.
Estimasi permintaan domestik tahun 2010 mencapai 976.284 ton
yang terdiri dari konsumsi 824.284 ton, benih 97.000 ton, industri 20.000 ton
dan ekspor 35.000 ton. Analisis data ekspor-impor 2006-2010 mengindikasikan
bahwa selama periode tersebut Indonesia adalah impotir bawang merah (Allium
cepa var. ascalonicum), karena volume ekspor untuk komoditas tersebut
secara konsisten selalu lebih rendah dibandingkan volume impornya. Ekspor
Indonesia dalam bentuk bawang segar/beku, bawang goreng, vinegar dan acetic
acid. Impor.
Dari hasil praktikum tersebut uji patogenis pada umbi bawang
merah didapat hasil bahwa dalam perlakuan menggunakan jamur Fusarium
Oxysporum didapatkan hasil, bahwa
tingkat infeksi Fusarium Oxysporum
sangat cepat. Tingkat infeksi cendawa tersebut dapat dilihat hasilnya
pada hari kedua dengan munculnya tanda bintik hitam pada pangkal umbi bawang
merah, pada hari ketiga mulai menyebar disekitar pangkal umbi dan
tingkat tertinggi enfeksi jamur Fusarium Oxysporum terdapat pada hari ke tujuh yang kondisi umbi
bawang mereh telah dikatakan hampir 95% telah terinfeksi semua.
BAB V. KESIMPULAN
Dari
hasil dan pembahasan praktikum diatas dapat dtarik kesimpulan sebagai berikut
1. Jamur
Fusarium Oxysporum
schlechct emend. Snyder&Hansen hari mulai menginfeksi umbi bawang merah pada
hari ketiga dengan adanya tanda bintik hitam pada pangkal umbi.
2.
Tingkat
terparah jamur Fusarium Oxysporum
schlechct emend. Snyder&Hansen pada hari ketuju dengan hasil infeksi
jamur Fusarium Oxysporum mencapai
95%
DAFTAR
PUSTAKA
Silalahi, R., (2007), Pengaruh Lama Perendaman Dan
Konsentrasi Kolkhisin Terhadap Jumlah Kromosom, Pertumbuhan, Dan Produksi
Bawang Merah (Allium Cepa) Varietas Samosir FMIPA Unimed, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan
Rahayu, E.,
dan Berlian, N. V. A., (1999), Bawang Merah, Penebar Swadaya, Jakarta
Kuruppu,
PU 1999, ‘First report of Fusarium oxysporum causing
a leaf twisting disease on Allium cepa var. Ascalonicum in Sri Lanka’, Plant Dis., vol. 83, pp. 695.
Permadi,
1995. Perbenihan Dan Budidaya Bawang Merah, Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian
Mendukung Ketahanan Pangan Dan Swasembada Beras Berkelaanjutan di Sulawesui
Utara, Balai Pesar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor
Sartono dan Suwandi,
1996. Allium Crop Science Resent Advance, CABI USA, Publishing P.
Casino (New York) - MapyRO
BalasHapusFind the 논산 출장마사지 BEST 오산 출장샵 and NEWEST CASINO 양주 출장안마 in New York, NY. Find reviews, photos 동해 출장안마 & cheap rates for Casino (New York). Mapyro reviews, 여주 출장샵