Rabu, 22 Maret 2017

LAPORAN PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TANAMAN DISEKSI ATAU PEMBELAHAN TANAMAN JAGUNG (TITIK TUMBUH)



LAPORAN PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TANAMAN
DISEKSI ATAU PEMBELAHAN  TANAMAN JAGUNG
(TITIK TUMBUH)


OLEH
NAMA           : M. AMRIN
NIM                : C1M013112
KEL/GEL      : 03/03





FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1  latar belakang
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Mahkluk hidup tidak hanya tumbuh,makhluk hidup juga mengalami perkembangan. Pada  menanam biji tanaman,biji tersebut akan menjadi kecambah.selanjutnya bukan pertambahan ukuran kecambah saja yang terjadi,namun juga perkembangan ke arah bentuk dewasa tanaman tersebut.misalnya,biji tanaman yang kamu tanaman adalah biji kacang hijau,maka setelah berkecambah,yang terjadi bukan hanya pertambahan ukuran kecambah kacang hijau saja.seiring dengan waktu,kecambah akan tumbuh membesar membentuk akar,daun,batnag,dan menghasilkan bunga.dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan,perkembangan merupakan proses perubahan makhluk hidup dengan pembentukan organ-organ yang mengarah pada kedewasaan.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada semua sistem biologi. Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air. Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah struktur dan biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang.
Pada umumnya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah meristem apikal dari tunas dan akar. Kebanyakan pertumbuhan terjadi pada fase pendewasaan sel hanya sedikit kenaikan volumenya. Ujung akar dan ujung tajuk pertumbuhan dan tepat diatas nodus tumbuhan monokotil, atau di dasar daun rerumputan, meristem apikal tajuk dan meristem apikal akar terbentuk selama proses perkembangan embrio saat pembentukan biji dan disebut meristem primer. Daerah tumbuh pada tumbuhan terjadi pada meristem apikal yang dimana pertumbuhannya berbeda-beda baik di akar maupun di batang.
1.2  tujuan praktikan
tujuan dari praktikan ekofisiologi ini adalah untuk mengukur titik tumbuh tanaman jagung

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotipe X lingkungan (internal dan eksternal) (Fahn 1992).
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada semua sistem biologi.  Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurva yang sigmoid.  Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air). Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah struktur dan biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang (Kaufman 1975).
Pertumbuhan primer untuk memperpanjang sumbu tubuh dan perkembangan sekunder adalah untuk meningkatkan diameter sumbu. Pertumbuhan sekunder dalan akar akan terjadi penebalan sekunder kambiumnya besar dari benang-benang meristem dalam jaringan prokambium atau jaringan perenkimatis yang terletak pada kelompok-kelompok floem primer dan pusat stele (Heddy 1987).
Letak pertumbuhan adalah pada meristem apikal, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan lateral menghasilkan pertambahan lebar. Pertambahan panjang batang terjadi di meristem interkalar, memerlukan tambahan sumber hormon pertumbuhan dan mempunyai jumlah sel ataupun aktifitas sel yang rendah (Cambell et.al 1999).
Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya (Loveless 1991).
Menurut Cambell et.al (1999), proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas. Salisbury dan Ross (1992), mengemukakan bahwa pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung. Menurut Cambell et.al (1999), sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris. Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris.
Selanjutnya sel-sel dekat ujung akar aktif berproliferasi, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan (zona pembelahan sel, zona pemanjangan dan zona pematangan). Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang disebut meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Di sini sel-sel memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk meristem ke depan. Meristem akan mendukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut (Cambell et.al 1999).
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor,yaitu faktor luar (eksternal) dan faktor dalam (internal). Faktor-faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan antara lain makanan,air,suhu,kelembapan,dan cahaya. Faktor eksternal pertama yaitu makanan, tumbuhan memerlukan zat makanan untuk hidupnya.unsur/mineral yang diperlukan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro,sedangkan yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro. Faktor eksternal kedua yaitu air, fungsi air bagi tumbuhan yaitu untuk proses fotosintesis,mengaktifkan reasi-reaksi enzim,membantu proses perkecambahan biji,menjaga kelembapan,dan untuk transpirasi. Faktor ketiga yaitu suhu, tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum.suhu paling rendah bagi tanaman untuk tumbuh disebut suhu minimum,sedangkan suhu tertinggi pada tanaman agar dapat tetap tumbuh disebut suhu maksimum,. Faktor eksternal terakhir yaitu cahaya, setiap tumbuhan memerlukan cahaya untuk pertumbuhan,karena cahaya sangat berperan dalam fotosintesis dan fotomorfogenesis.
Pada tumbuhan, selain terdapat faktor eksternal terdapat pula faktor internal diantarannya yaitu gen dan hormone. Faktor internal pertama yaitu gen, gen adalah factor penentu sifat-sifat yang akan diwariskan kepada generasi berikutnya.gen juga berperan dalam pengendalian metabolisme zat di dalam sel,misalnya proses sintesis protein.protein merupakan komponen dasar penyusun tubuh makhluk hidup termasuk tumbuhan, dengan demikian gen dapat mengatur pola pertumbuhan dengan cara lain menurunkan sifat-sifatnya dan sintesis-sintesis yang dikendalikannya. Faktor kedua yaitu hormone yang terbagi atas auksin, giberalin, sitokinin, asam absisat gas etilen, hormone kaline, dan asam traumalin. Auksin berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel,merangsang pembentukan bunga dan buah,merangsang pemanjangan titik tumbuh,mempengaruhi pembengkokan batang,merangsang pembentukan akar lateral,merangsang terjadinya proses diferensiasi. Giberalin, zat ini berfungsi untuk merangsang pembelahan sel kambium,merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya,merangsang pembentukan buah tanpa biji,merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa. Sitokinin, hormone ini berfungsi untuk menggiatkan pembelahan sel, mempengaruhi pertumbuhan sel, mempengaruhi pertumbuhan tunas. Asam absisat, fungsi dari zat ini adalah menghambat perkecambahan biji, memengaruhi pembungaan tanaman, memperpanjang masa dormansi umbi - umbian, memengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi. Gas etilen, senyawa ini dapat memengaruhi proses pematangan buah-buahan, merangsang, pengguran bunga dan daun. Hormone kaline yang terdiri atas filokalin,merangsang pertumbuhan daun, kaulokalin,merangsang pertumbuhan batang, Rizokalin,merangsang pertumbuhan akar dan Anthokalin,merangsang pertumbuhan bunga. Asam traumalin, hormon ini berperan dalam regenerasi sel.Misalnya membantu menutupnya luka pada akar maupun batang tanaman.

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat praktikum
Waktu dilaksanakan praktikum ekofisiologi tanaman pada tanggal, 19 desembar 2016, dilaboraturium produksi tanaman fakultas pertanian universitas mataram
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah Alat yang digunakan dalam praktikum adalah pisau kater, amplop, oven, timbangan, pengaris, dan alat tulis dan Bahan yang digunakan adalah benih jagung (1 MST, 2MST, 3MST, 3MST, 4MST, 5MST, 6,MST)
3.3  Prosudur kerja
a.       tanaman jagung dibelah.
b.      Diamati titik tumbuh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 hasil pengamatan
Umur Tanam
Gambar Titik Tumbuh
Keterangan
1 MST
mbak rin.jpg
1.      Meristem Apikal Jumlahnya : 2
Posisi : pada ujung pucuk maupun ujung akar.
2.      meristem interkalari: Jumlah : 1
Posisi : pada buku.

2 MST
20161219_125344.jpg


20161219_125442.jpg

20161219_125422.jpg
1.      Meristem Apikal
Jumlahnya : 2
Posisi : pada ujung pucuk maupun ujung akar.
2.      meristem interkalari:
Jumlah : 3
Posisi : pada buku.





3 MST
linda 3.jpglinda2.jpglinda 1.jpg
3.      Meristem Apikal
Jumlahnya : 2
Posisi : pada ujung pucuk maupun ujung akar.
4.      meristem interkalari:
Jumlah : 3
Posisi : pada buku.
4 MST
ucan rena huda.jpg
1.      Meristem Apika
Jumlahnya : 2
Posisi : pada ujung pucuk maupun ujung akar.
2.      meristem interkalari
Jumlah : 5
Posisi : pada buku.
5 MST
cep 3.jpgcep 1.jpg
cep 2.jpg
1.      Meristem Apikal
Jumlahnya : 2
Posisi : pada ujung pucuk maupun ujung akar.
2.      meristem interkalari:
Jumlah :7
3.      Posisi : pada buku.
Titik tumbuh generative
Jumlahnya : 1
Posisi : Pada Ruas Ke 6
6        MST
titin 3.jpgtitin 1.jpgtitin 2.jpg
1.      Meristem Apikal
Jumlahnya : 2
Posisi : pada ujung pucuk maupun ujung akar.
2.      meristem interkalari: Jumlah :7
Posisi : pada buku.
3.      Titik tumbuh generative
Jumlahnya : 1
Posisi : Pada Ruas Ke 7
4.2  Pembahasan
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotipe X lingkungan (internal dan eksternal) (Fahn 1992).
Meristem adalah jaringan pada tumbuhan berwujud sekumpulan sel-sel puncak yang aktif melakukan pembelahan sel. Jaringan ini mudah di temukan pada bagian titik-titik tumbuh batang maupun akar. Meristem dibagian ini disebut meristem primer karna mengawali pertumbuhan biomasa. Meristem juga ditemukan pada bagian batang dan akar membentuk kambium. Terdapat dua jenis kambium pada batang yaitu kambuim vascular dan kambium gabus(felogen) keduanya bertanggung jawab atas pertumbuhan secunder (kesamping) yang dialami tumbuhan dan disebut meristem secunder.
Jaringan meristematik dapat diinduksi (dirangsang) pembentukannya, baik dengan melukai suatu bagian tubuh tumbuhan maupun dalam kultur buatan (kultur jaringan).
Dari praktikum ekofisiologi ini yang diamati adalah keadaan titik tumbuh pada setiap tanaman jagung mulai dari umur 1 MST, 2MST, 3MST, 4MST, 5MST, dan 6MST.
Pada awal fase pertumbuhan, batang dan daun tidak bisa dibedakan secara jelas. Ini dikarenakan titik tumbuh masih dibawah tanah. Daun baru dapat dibedakan dengan batang ketika 5 daun pertama dalam fase pertumbuhan muncul dari tanah.
Daun terbentuk dari pelepah dan daun (leaf blade & sheath). Daun muncul dari ruas-ruas batang. Pelepah daun muncul sejajar dengan batang. Pelepah daun bewarna kecoklatan yang menutupi hampir semua batang jagung(Belfield dan Brown, 2008).
Daun baru akan muncul  pada titik tumbuhnya. Titik tumbuh daun jagung berada pada ruas batang. Daun jagung berjumlah sekitar 20 helai tergantung  dari varietasnya. Sejalan dengan pertumbuhan jagung, diameter batang akan meningkat. Pertumbuhan diameter pada tanaman jagung menyebabkan 7-8 daun pada bagian bawah tanaman jagung mengalami kerontokan (Belfield dan Brown, 2008).
Jagung berbentuk ruas. Ruas-ruas berjajat secara vertikal pada batang jagung. Pada tanaman jagung yang sudah tua, jarak antar ruas semakin berkurang (Belfield dan Brown, 2008). Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang. Batang memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat daun dan sebagai tempat pertukaran unsur hara. Unsur hara dibawa oleh pembuluh bernama  xilem  dan  floem. Floem bergerak dua arah dari atas kebawah dan dari bawah ke atas. Floem membawa sukrose menuju seluruh bagian tanaman  dengan bentuk cairan.
Pada tanaman jagung, akar utama yang terluar berjumlah antara 20-30 buah. Akar lateral yang tumbuh dari akar utama mencapai ratusan dengan panjang 2,5-25 cm. Botani tanaman jagung termasuk tanaman monokotil (Tim Kerja Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, 2011). Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan akar udara. Akar utama muncul dan berkembang kedalam tanah saat benih ditanam. Pertumbuhan akar melambat ketika batang mulai muncul keluar tanah dan kemudian berhenti ketika tanaman jagung telah memiliki 3 daun.
Pertumbuhan akar kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan akar adventif yang berkembang pada ruas pertama tanaman jagung. Akar adventif yang tidak tumbuh dari radikula tersebut kemudian melebar dan menebal. Akar adventif kemudian berperan penting sebagai penegak tanaman dan penyerap unsur hara. Akar adventif juga ditemukan tumbuh pada bagian ruas ke 2 dan ke 3 batang, namun fungsi utamanya belum diketahui secara pasti (Belfield dan Brown, 2008).
Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina  terdapat pada tongkol jagung. Tangkai kepala putik merupakan rambut yang terjumbai di ujung tongkol yang selalu dibungkus kelobot yang jumlahnya 6-14 helai. Pada bunga betina, terdapat sejumlah rambut yang ujungnya membelah dan jumlahnya cukup banyak (Tim Kerja Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, 2011)

BAB V PENUTUP
5.1 kesimpulan
Tanaman jagung merupakan tanaman tropis yang bijinya dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Termasuk tanaman C4 dimana bercirikan tidak  memiliki jaringan palisade pada daun. Fase tumbuh dan berkembang kurang lebih selama 120 hari. Termasuk tanaman yang bunga jantan dan bunga betina berpisah namun masih dalam 1 tanaman.

DAFTAR PUSTAKA
Malti, Ghosh, Kaushik, Ramasamy, Rajkumar, Vidyasagar. 2011. Comparative Anatomy of Maize and its Application.Intrnational Journal of Bio-resorces and Stress Management, 2(3):250-256
Souza, Castro, Pereira, Parentoni, Magelhaes. 2009. Morpho-anatomical Characterization of root in Recurrent Selection Cycles for Food tolerance of Maize (Zea mays L.). Plant Soil Environ, 55(11):504-510.
Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual: Maize (A Guide to Upland Production in Cambodia). Canberra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar