LAPORAN
PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TANAMAN
DISEKSI
ATAU PEMBELAHAN TANAMAN JAGUNG
(TITIK
TUMBUH)

OLEH
NAMA : M. AMRIN
NIM : C1M013112
KEL/GEL : 03/03
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2017
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang.
Kedua aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan
bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran atau volume serta
jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak dapat kembali pada
keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan.
Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu perkecambahan
yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Mahkluk hidup tidak
hanya tumbuh,makhluk hidup juga mengalami perkembangan. Pada menanam biji tanaman,biji tersebut akan
menjadi kecambah.selanjutnya bukan pertambahan ukuran kecambah saja yang
terjadi,namun juga perkembangan ke arah bentuk dewasa tanaman
tersebut.misalnya,biji tanaman yang kamu tanaman adalah biji kacang hijau,maka
setelah berkecambah,yang terjadi bukan hanya pertambahan ukuran kecambah kacang
hijau saja.seiring dengan waktu,kecambah akan tumbuh membesar membentuk
akar,daun,batnag,dan menghasilkan bunga.dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan,perkembangan merupakan proses perubahan makhluk hidup dengan
pembentukan organ-organ yang mengarah pada kedewasaan.
Pertumbuhan
didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada
semua sistem biologi. Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan
respon dari lingkungan (panjang hari, temperatur rendah, perubahan persediaan
air. Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai
pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah struktur dan
biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang.
Pada umumnya daerah
pertumbuhan terletak pada bagian bawah meristem apikal dari tunas dan akar.
Kebanyakan pertumbuhan terjadi pada fase pendewasaan sel hanya sedikit kenaikan
volumenya. Ujung akar dan ujung tajuk pertumbuhan dan tepat diatas nodus
tumbuhan monokotil, atau di dasar daun rerumputan, meristem apikal tajuk dan
meristem apikal akar terbentuk selama proses perkembangan embrio saat
pembentukan biji dan disebut meristem primer. Daerah tumbuh pada tumbuhan
terjadi pada meristem apikal yang dimana pertumbuhannya berbeda-beda baik di
akar maupun di batang.
1.2 tujuan praktikan
tujuan dari praktikan ekofisiologi ini adalah untuk mengukur
titik tumbuh tanaman jagung
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu
spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus
sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi,
hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung.
Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari
genotipe X lingkungan (internal dan eksternal) (Fahn 1992).
Pertumbuhan didefinisikan sebagai
pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada semua sistem
biologi. Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurva yang sigmoid.
Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang
hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air). Pertumbuhan berikutnya
disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal
serta lingkungan yang merubah struktur dan biokimiawi perubahan ini terjadi
pada hewan dan tanaman saat berkembang (Kaufman 1975).
Pertumbuhan primer untuk memperpanjang
sumbu tubuh dan perkembangan sekunder adalah untuk meningkatkan diameter sumbu.
Pertumbuhan sekunder dalan akar akan terjadi penebalan sekunder kambiumnya
besar dari benang-benang meristem dalam jaringan prokambium atau jaringan
perenkimatis yang terletak pada kelompok-kelompok floem primer dan pusat stele
(Heddy 1987).
Letak pertumbuhan adalah pada meristem
apikal, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan ujung cenderung menghasilkan
pertambahan panjang, pertumbuhan lateral menghasilkan pertambahan lebar.
Pertambahan panjang batang terjadi di meristem interkalar, memerlukan tambahan
sumber hormon pertumbuhan dan mempunyai jumlah sel ataupun aktifitas sel yang rendah
(Cambell et.al 1999).
Daerah meristematis pucuk batang
mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi pada akar. Namun, caranya
lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis batang namun juga
pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi
pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung
batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris, aktif melakukan
proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang internodus. Semakin
jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan semakin lambat. Daerah
pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya (Loveless 1991).
Menurut Cambell et.al (1999), proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan
ruas yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini
disebabkan pembelahan sel dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan
sel dan pertumbuhan yang terus menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan
batang dan tunas. Salisbury dan Ross (1992), mengemukakan bahwa pada batang
yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari ujung
daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung.
Menurut Cambell et.al (1999), sel-sel
inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis. Pembelahan
sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan
akar berbentuk silindris. Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar
yang bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan
beberapa ke arah lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris.
Selanjutnya sel-sel dekat ujung akar
aktif berproliferasi, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan
primer yang berurutan (zona pembelahan sel, zona pemanjangan dan zona
pematangan). Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang
disebut meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem
dasar). Meristem apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan
sel-sel meristem primer yang bersifat meristematik. Zona pembelahan sel
bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Di sini sel-sel memanjang sampai
sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk meristem ke depan.
Meristem akan mendukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan
sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut (Cambell et.al 1999).
Pada dasarnya pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor,yaitu faktor luar (eksternal)
dan faktor dalam (internal). Faktor-faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan
tumbuhan antara lain makanan,air,suhu,kelembapan,dan cahaya. Faktor eksternal
pertama yaitu makanan, tumbuhan memerlukan zat makanan untuk
hidupnya.unsur/mineral yang diperlukan dalam jumlah yang banyak disebut unsur
makro,sedangkan yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro.
Faktor eksternal kedua yaitu air, fungsi air bagi tumbuhan yaitu untuk proses
fotosintesis,mengaktifkan reasi-reaksi enzim,membantu proses perkecambahan
biji,menjaga kelembapan,dan untuk transpirasi. Faktor ketiga yaitu suhu, tumbuhan
dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum.suhu paling rendah bagi tanaman
untuk tumbuh disebut suhu minimum,sedangkan suhu tertinggi pada tanaman agar
dapat tetap tumbuh disebut suhu maksimum,. Faktor eksternal terakhir yaitu
cahaya, setiap tumbuhan memerlukan cahaya untuk pertumbuhan,karena cahaya
sangat berperan dalam fotosintesis dan fotomorfogenesis.
Pada tumbuhan, selain terdapat faktor eksternal terdapat
pula faktor internal diantarannya yaitu gen dan hormone. Faktor internal pertama
yaitu gen, gen adalah factor penentu sifat-sifat yang akan diwariskan kepada
generasi berikutnya.gen juga berperan dalam pengendalian metabolisme zat di
dalam sel,misalnya proses sintesis protein.protein merupakan komponen dasar
penyusun tubuh makhluk hidup termasuk tumbuhan, dengan demikian gen dapat
mengatur pola pertumbuhan dengan cara lain menurunkan sifat-sifatnya dan
sintesis-sintesis yang dikendalikannya. Faktor kedua yaitu hormone yang terbagi
atas auksin, giberalin, sitokinin, asam absisat gas etilen, hormone kaline, dan
asam traumalin. Auksin berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel,merangsang
pembentukan bunga dan buah,merangsang pemanjangan titik tumbuh,mempengaruhi
pembengkokan batang,merangsang pembentukan akar lateral,merangsang terjadinya
proses diferensiasi. Giberalin, zat ini berfungsi untuk merangsang pembelahan
sel kambium,merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya,merangsang
pembentukan buah tanpa biji,merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga
mempunyai ukuran raksasa. Sitokinin, hormone ini berfungsi untuk menggiatkan
pembelahan sel, mempengaruhi pertumbuhan sel, mempengaruhi pertumbuhan tunas.
Asam absisat, fungsi dari zat ini adalah menghambat perkecambahan biji, memengaruhi
pembungaan tanaman, memperpanjang masa dormansi umbi - umbian, memengaruhi
pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi. Gas etilen, senyawa ini dapat
memengaruhi proses pematangan buah-buahan, merangsang, pengguran bunga dan
daun. Hormone kaline yang terdiri atas filokalin,merangsang pertumbuhan daun, kaulokalin,merangsang
pertumbuhan batang, Rizokalin,merangsang pertumbuhan akar dan Anthokalin,merangsang
pertumbuhan bunga. Asam traumalin, hormon
ini berperan dalam regenerasi sel.Misalnya membantu menutupnya luka pada akar
maupun batang tanaman.
BAB
III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat praktikum
Waktu dilaksanakan praktikum ekofisiologi tanaman pada
tanggal, 19 desembar 2016, dilaboraturium produksi tanaman fakultas pertanian
universitas mataram
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah Alat yang digunakan dalam
praktikum adalah pisau kater, amplop, oven, timbangan, pengaris, dan alat tulis
dan Bahan yang digunakan adalah benih jagung (1 MST, 2MST, 3MST, 3MST, 4MST,
5MST, 6,MST)
3.3 Prosudur
kerja
a. tanaman
jagung dibelah.
b. Diamati
titik tumbuh
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 hasil pengamatan
|
Umur
Tanam
|
Gambar Titik Tumbuh
|
Keterangan
|
|||
|
1 MST
|
![]() |
1.
Meristem Apikal Jumlahnya
: 2
Posisi
: pada ujung pucuk maupun ujung akar.
2. meristem interkalari: Jumlah
: 1
Posisi
: pada buku.
|
|||
|
2
MST
|
|
1.
Meristem Apikal
Jumlahnya
: 2
Posisi
: pada ujung pucuk maupun ujung akar.
2.
meristem interkalari:
Jumlah
: 3
Posisi
: pada buku.
|
|||
|
3 MST
|
![]() ![]() ![]() |
3. Meristem Apikal
Jumlahnya
: 2
Posisi
: pada ujung pucuk maupun ujung akar.
4. meristem interkalari:
Jumlah
: 3
Posisi
: pada buku.
|
|||
|
4 MST
|
![]() |
1.
Meristem Apika
Jumlahnya : 2
Posisi : pada ujung pucuk maupun ujung
akar.
2.
meristem interkalari
Jumlah : 5
Posisi : pada buku.
|
|||
|
5 MST
|
![]() ![]() ![]() |
1.
Meristem
Apikal
Jumlahnya
: 2
Posisi
: pada ujung pucuk maupun ujung akar.
2. meristem
interkalari:
Jumlah
:7
3.
Posisi
: pada buku.
Titik
tumbuh generative
Jumlahnya
: 1
Posisi
: Pada Ruas Ke 6
|
|||
|
6
MST
|
![]() ![]() ![]() |
1. Meristem
Apikal
Jumlahnya
: 2
Posisi
: pada ujung pucuk maupun ujung akar.
2.
meristem
interkalari: Jumlah :7
Posisi
: pada buku.
3. Titik
tumbuh generative
Jumlahnya
: 1
Posisi
: Pada Ruas Ke 7
|
4.2 Pembahasan
Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan
perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara
terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya meristem, hasil
asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang
mendukung. Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu
fungsi dari genotipe X lingkungan (internal dan eksternal) (Fahn 1992).
Meristem adalah
jaringan pada tumbuhan berwujud sekumpulan sel-sel puncak yang aktif melakukan
pembelahan sel. Jaringan ini mudah di temukan pada bagian titik-titik tumbuh
batang maupun akar. Meristem dibagian ini disebut meristem primer karna
mengawali pertumbuhan biomasa. Meristem juga ditemukan pada bagian batang dan
akar membentuk kambium. Terdapat dua jenis kambium pada batang yaitu kambuim
vascular dan kambium gabus(felogen) keduanya bertanggung jawab atas pertumbuhan
secunder (kesamping) yang dialami tumbuhan dan disebut meristem secunder.
Jaringan meristematik
dapat diinduksi (dirangsang) pembentukannya, baik dengan melukai suatu bagian
tubuh tumbuhan maupun dalam kultur buatan (kultur jaringan).
Dari praktikum
ekofisiologi ini yang diamati adalah keadaan titik tumbuh pada setiap tanaman jagung
mulai dari umur 1 MST, 2MST, 3MST, 4MST, 5MST, dan 6MST.
Pada awal fase pertumbuhan, batang dan daun tidak bisa dibedakan secara
jelas. Ini dikarenakan titik tumbuh masih dibawah tanah. Daun baru dapat
dibedakan dengan batang ketika 5 daun pertama dalam fase pertumbuhan muncul
dari tanah.
Daun terbentuk dari pelepah dan daun (leaf blade & sheath).
Daun muncul dari ruas-ruas batang. Pelepah daun muncul sejajar dengan batang.
Pelepah daun bewarna kecoklatan yang menutupi hampir semua batang jagung(Belfield
dan Brown, 2008).
Daun baru akan muncul pada titik tumbuhnya. Titik tumbuh daun
jagung berada pada ruas batang. Daun jagung berjumlah sekitar 20 helai
tergantung dari varietasnya. Sejalan dengan pertumbuhan jagung, diameter
batang akan meningkat. Pertumbuhan diameter pada tanaman jagung menyebabkan 7-8
daun pada bagian bawah tanaman jagung mengalami kerontokan (Belfield dan Brown,
2008).
Jagung berbentuk ruas. Ruas-ruas berjajat secara vertikal pada batang
jagung. Pada tanaman jagung yang sudah tua, jarak antar ruas semakin berkurang
(Belfield dan Brown, 2008). Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah
10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang. Batang memiliki dua fungsi
yaitu sebagai tempat daun dan sebagai tempat pertukaran unsur hara. Unsur hara
dibawa oleh pembuluh bernama xilem dan floem. Floem bergerak
dua arah dari atas kebawah dan dari bawah ke atas. Floem membawa sukrose menuju
seluruh bagian tanaman dengan bentuk cairan.
Pada tanaman jagung, akar utama yang terluar berjumlah antara 20-30 buah.
Akar lateral yang tumbuh dari akar utama mencapai ratusan dengan panjang 2,5-25
cm. Botani tanaman jagung termasuk tanaman monokotil (Tim Kerja Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan, 2011). Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar
seminal, koronal, dan akar udara. Akar utama muncul dan berkembang kedalam
tanah saat benih ditanam. Pertumbuhan akar melambat ketika batang mulai muncul
keluar tanah dan kemudian berhenti ketika tanaman jagung telah memiliki 3 daun.
Pertumbuhan akar kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan akar adventif
yang berkembang pada ruas pertama tanaman jagung. Akar adventif yang tidak
tumbuh dari radikula tersebut kemudian melebar dan menebal. Akar adventif
kemudian berperan penting sebagai penegak tanaman dan penyerap unsur hara. Akar
adventif juga ditemukan tumbuh pada bagian ruas ke 2 dan ke 3 batang, namun
fungsi utamanya belum diketahui secara pasti (Belfield dan Brown, 2008).
Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina yang letaknya terpisah.
Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga
betina terdapat pada tongkol jagung. Tangkai kepala putik merupakan
rambut yang terjumbai di ujung tongkol yang selalu dibungkus kelobot yang
jumlahnya 6-14 helai. Pada bunga betina, terdapat sejumlah rambut yang ujungnya
membelah dan jumlahnya cukup banyak (Tim Kerja Laboratorium Fisiologi Tumbuhan,
2011)
BAB
V PENUTUP
5.1 kesimpulan
Tanaman jagung merupakan tanaman
tropis yang bijinya dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Termasuk tanaman C4 dimana
bercirikan tidak memiliki jaringan palisade pada daun. Fase tumbuh dan
berkembang kurang lebih selama 120 hari. Termasuk tanaman yang bunga jantan dan
bunga betina berpisah namun masih dalam 1 tanaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Malti, Ghosh, Kaushik, Ramasamy, Rajkumar,
Vidyasagar. 2011. Comparative Anatomy of Maize and its Application.Intrnational
Journal of Bio-resorces and Stress Management, 2(3):250-256
Souza, Castro, Pereira, Parentoni, Magelhaes.
2009. Morpho-anatomical Characterization of root in Recurrent Selection Cycles
for Food tolerance of Maize (Zea mays L.). Plant Soil Environ, 55(11):504-510.
Belfield, Stephanie & Brown, Christine.
2008. Field
Crop Manual: Maize (A Guide to Upland Production in Cambodia).
Canberra













Tidak ada komentar:
Posting Komentar